Sunday, December 8, 2024

Pengaruh Hipnosis Terhadap Motivasi Prestasi Siswa

 Pengaruh Hipnosis Terhadap Motivasi Prestasi Siswa



Prestasi bagi sebagian orang menjadi suatu kebutuhan, yang muncul melalui dorongan seseorang baik dari sisi intern maupun dari sisi ekstern. Tidak jarang kita mendengar pendapat bahwa seseorang yang memiliki motivasi yang tinggi akan mencapai prestasi yang tinggi, begitu juga sebaliknya. Belakangan ini seringkali dijumpai fenomena beberapa siswa yang prestasinya menurun dalam pendidikan karena memiliki motivasi yang rendah.

Sebagaimana menurut Santrock (2005) menjelaskan bahwa masa remaja adalah masa kritis dalam pencapaian prestasi. Tekanan sosial dan akademik memaksa remaja untuk berprestasi dalam cara-cara yang baru. Sanggup tidaknya remaja beradaptasi secara efektif pada tekanan akademik dan sosial yang baru ditentukan oleh faktor psikologis dan motivasi. Motivasi dan harapan yang rendah untuk sukses seringkali membatasi prestasi sekolah remaja. Sedangkan sekolah memberikan suasana untuk mengembangkan diri sendiri sehubungan dengan prestasi.

Selanjutnya Santrock (2005) menyatakan bahwa prestasi remaja tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intelektual. Siswa yang tidak lebih cerdas seringkali memperlihatkan kecenderungan motivasi yang lebih adaptif, misalnya lebih tekun dalam membuat tugas dan lebih yakin dengan kemampuan mereka untuk memecahkan masalah dapat menjadi siswa berprestasi. Sebaliknya, beberapa siswa yang cerdas memperlihatkan kecenderungan berprestasi yang kurang, misalnya lebih mudah putus asa dan tidak yakin dengan kemampuan akademisnya sendiri, sehingga cenderung menjadi siswa yang berprestasi rendah. Beberapa remaja memiliki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dan mereka menghabiskan banyak waktu dalam berusaha agar berhasil, sedangkan yang lainnya tidak termotivasi untuk berhasil dan tidak bekerja keras agar berhasil.

Sejauh ini motivasi mempunyai pengaruh besar tehadap prestasi siswa, karena motivasi merupakan salah satu faktor maupun unsur kepribadian dan perilaku yang menentukan keberhasilan. McClelland dan Atkinson (Djiwandowo, 2002) mengatakan bahwa motivasi yang paling penting untuk psikologi pendidikan adalah motivasi berprestasi, dimana seseorang cenderung berjuang untuk mencapai sukses atau memilih suatu kegiatan yang berorientasi untuk tujuan sukses atau gagal.

Berkaitan dengan pendapat tersebut, Kertamuda (2008) menjelaskan bahwa dalam proses belajar mengajar motivasi merupakan unsur penting yang perlu dimiliki oleh siswa agar dapat melakukan aktivitasnya dengan baik dan diharapkan pula mencapai prestasi dalam belajarnya. Walau demikian, seringkali terdapat hambatan-hambatan atau kesulitan-kesulitan yang dialami siswa di dalam memotivasi dirinya untuk dapat berprestasi dengan baik. Hambatan-hambatan tersebut dapat berasal dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya seperti lingkungan tempat siswa berada.

Hipnosis dilakukan untuk memotivasi siswa dengan harapan dapat menggali potensi yang dimiliki siswa dengan memberikan pesan-pesan positif melalui pikiran bawah sadar. Metode hipnosis dapat merubah pola pikir menjadi positif, mengembangkan kreativitas, dan memberikan semangat serta dapat meningkatkan kemampuan belajar, sehingga siswa termotivasi untuk berprestasi. Hal tersebut dijelaskan lebih lanjut oleh Kahija (2007) bahwa hipnosis diarahkan untuk berani mengambil risiko atas tindakannya, meyakini apa yang dilakukannya, dan bertanggungjawab terhadap perilakunya sendiri. Kepercayaan diri berkaitan dengan prestasi, kepercayaan diri muncul dengan persiapan yang baik, optimalisasi kemampuan diri, dan latihan. Kemajuan sekecil apapun harus dihargai dan terapis membantu klien menyingkirkan pikiran-pikiran negatifnya, seperti takut gagal atau dipermalukan. Bidang yang sangat membutuhkan kepercayaan diri adalah prestasi olahraga dan akademis.

Mengingat terjadi beberapa fenomena mengenai rendahnya prestasi siswa, dan beberapa contoh penerapan hipnosis untuk meningkatkan motivasi berprestasi siswa, maka perlu dilakukan penelitian-penelitian tentang cara efektif yang dapat meningkatkan motivasi agar siswa mampu mencapai prestasi. Selanjutnya Wong dan Hakim (2009) menjelaskan bahwa kondisi hipnosis terjadi saat manusia berfokus pada kondisi internal, yang dicapai pada pola gelombang otak alpha atau lebih rendah. Hipnosis dapat digunakan dalam penanganan kasus-kasus sederhana, seperti membangkitkan motivasi berprestasi.

Lebih lanjut Gunawan (Sumali dan kawan-kawan, 2008) menyatakan bahwa individu dapat langsung masuk ke pikiran bawah sadar tanpa harus terlebih dahulu melewati filter mental yang ada di pikiran sadar. Pada saat hipnoterapis berhubungan dengan pikiran bawah sadar subjek, maka sugesti yang diberikan akan memiliki kekuatan sembilan kali lipat dibandingkan dengan situasi biasa.