Penentuan Model Pembelajaran
Implementasi kurikulum 2013 menurut Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proes menggunakan 3 (tiga) model pembelajaran yang diharapkan dapat membentuk perilaku sintifik, sosial serta mengembangkan rasa keingintahuan. ketiga model tersebut adalah : (1) model pembelajaran melalui penyingkapan/penemuan (Discovery/inquiri learning), (2) model pembelajaran berbasis masalah (problem-based learning/PBL), (3) model pembelajaran berbasis proyek (projek-based learning/PJBL). Selain 3 model pembelajaran yang tercantum dalam permendikbud tersebut, guru juga diperbolehkan untuk mengembangkan pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang lain, seperti cooperative learning yang mempunyai metode seperti : jigsaw, numbered head together, make a mact, thing pair share, example not eample, picture and picture dan lainnya.
Model-model Pembelajaran yang akan dielaskan di sini adalah :
1. Model Pembelajaran Discovery Learning/Inquiri Learning
Model pembelajaran penyingkapan/penemuan (Discovery/Inquiri Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu telibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klarifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan, dan inferensi. Proses di atas disebut cognitive process sedangkan discovery sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind ( Robert B. Sund dalam Malik, 2001:219)
Langkah kerja (sintak) model pembelajaran penyingkapan/penemuan adalah sebagai berikut:
- Pemberian rangsangan (stimulation)
- Pernyataan/identifikasi masalah (problem statement)
- Pengumpulan data (data processing)
- Pembuktian (verification) dan
- Menarik kesimpulan (generalization)
Model pembelajaran inquiry merupakan kegiatan pembelaaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan peserta didik utnuk mencari dan meyelidiki sesuatu secara sistematis kritis dan logis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri temuannya. Sintak/tahap model pembelajaran inuiry meliputi:
- Orientasi masalah
- Pengumpulan data dan verifikasi
- Pengumpulan data melalui eksperimen
- Pengorganisasian dan formulasi ekplanasi, dan
- Analisis proses inquiri
Model pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang menggunakan berbagai kemampuan berfikir dari peserta didik secara individu maupun kelompok serta lingkungan nyata untuk mengatasi permasalahan sehingga bermakna, relevan, dan kontekstual (Tan Onn Seng.2000)
Tujuan PBL adalah untuk meningkatkan kemampuan dalam menerapkan konsep-konsep pada permasalahan baru/nyata, pengintegrasian konsep Higher Order thigking Skill (HOTS), keinginan dalam belajar, mengarahkan belajar diri sendiri, dan keterampilan (Norman dan Schmidt)
Sintak Model Problem-based Learning adalah sebagai berikut:
- Orientasi peserta didik pada masalah
- Mengorganisasikan peserta didik untuk belajar
- Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
- Mengembangkan dan meyajikan hasil karya , dan
- Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Model Project-based Learning adalah model pembelajaran yang melibatkan keaktifan peserta didik dalam memecahkan masalah, dilakukan secara kelompok/mandiri melalui tahapan ilmiah dengan batasan waktu tertentu yang dituangkan dalam sebuah produk untuk selanjutnya dipresentasikan kepada orang lain.
Karakteristik pembelajaran Project-based Learning
- Penyesuaian tugas dilakukan secara mandiri dimulai dari tahap perencanaan, penyusunan, hingga pemaparan produk
- Peserta didik bertanggung jawab penuh terhadap proyek yang akan dihasilkan
- Proyek melibatkan peran serta teman sebaya, guru, orang tua, dan masyarakat
- melatih kemampuan berfikir kreatif dan
- Situasi kelas sangat toleran dengan kekurangan dan perkembangan gagasan.