Thursday, February 14, 2013

PTK Penjasorkes

Sejalan dengan diberlakukannya Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 tentang guru terutama pada Bab II Kompetensi dan Sertifikasi pada pasal 2 bahwa Guru wajib memiliki Kualifikasi Akademik, Kompetensi, Sertifikat Pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Di samping peraturan pemerintah tersebut, guru yang merupakan jabatan fungsional disyaratkan mengajukan Penilaian Angka Kredit (PAK). Angka Kredit Guru diajukan sebagai salah satu syarat untuk kenaikan pangkat atau golongan. Hal ini di atur dalam Permenpan No 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru dan angka kreditnya. Penilaian angka kredit guru terdiri dari beberapa unsur yaitu unsur utama dan unsur penunjang. Saya tidak akan membahas tentang unsur utama tetapi lebih pada unsur penunjang khususnya pada poin ke 3 yaitu Pengembangan Profesi terutama membuat karya tulis ilmiah (KTI) dibidang pendidikan formal dan pembelajaran pada satuan pendidikannya.

Karya tulis ilmiah yang dimaksud adalah berupa laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dikelasnya. KTI sebagai salah satu unsur penunjang dari pengajuan angka kredit merupakan suatu keharusan pada tiap jenjang golongan mulai dari golongan IIIa dan selanjutnya, walaupun PTK tidak menjadi kewajiban dari setiap jenjang golongan tetapi PTK merupakan karya tulis yang memiliki penilaian paling tinggi dibandingkan dengan KTI lainnya. nilai/point yang kita dapatkan dengan membuat PTK adalah empat point, bandingkan dengan KTI yang hanya dihargai satu point. Jadi dengan membuat satu PTK kita tidak perlu membuat karya tulis ilmiah yang lain karena nilainya telah tercukupi.

PTK mempunyai nilai/point tinggi untuk angka kredit saya pikir wajar karena penyusunan laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki tingkat kesukaran yang tinggi, membutuhkan biaya dan waktu yang relatif lama jika dibandingkan dengan KTI lainnya. Secara garis besar  urutan langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dapat diuraikan sebagai berikut:
- Mengidentifikasikan permasalah pembelajaran yang ada di kelas
- Mencari solusi dari permasalan yang ada di kelas tersebut (bisa dibarengi dengan Judul PTK)
- Melakukan tindakan dengan menggunakan solusi pembelajaran yang telah ditetapkan
- Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan
- Menarik kesimpulan dari tindakan yang telah dilakukan dalam proses belajar dikelas tersebut
 Langkah-langkah di atas dijabarkan mulai dari bab I sampai bab V (untuk lengkapnya silahkan lihat posting sebelumnya dengan judul penyusunan penelitian tindakan kelas).

Bagi Rekan blogger dan guru penjasorkes yang akan membuat atau menyusun Penelitian Tindakan Kelas (PTK) mapel penjasorkes di bawah ini saya sampikan contoh-contoh Judul PTK Penjasorkes. Mudah-mudahan dapat menjadi gambaran dan perbendaharaan dalam menyusun PTK Penjasorkes. Mari kita tingkatkan kualitas belajar penjasorkes dengan melakukan penelitian tindakan kelas. Terakhir saya mohon maaf jika ada kesalahan dalam postingan ini, kritik dan saran dapat disampaikan melalui link komentar di bawah. Terimakasih

Contoh Judul PTK Penjasorkes KLIK DI SINI



Friday, February 8, 2013

Hakikat Pendidikan Jasmani

Hakikat Pendidikan jasmani menurut Para ahli: Pendidikan Jasmanani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, maupun emosional. Pendidikan Jasmani memerlukan anak sebagai kesatuan yang utuh, mahluk total, dari pada menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara seksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa. Pengalaman yang disajikan akan membantu siswa untuk memahami mengapa manusia bergerak dan bagaimana cara melakukan gerakan secara aman, efisien, dan efektif. (Kurikulum Penjas SMP, 2004). Dari banyak pendapat tentang pengertian pendidikan jasmani, dapat disimpulkan pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik diarahkan untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. (Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi SMP, 2004). untuk lebih jelasnya tentang hakikat pendidikan jasmani silahkan KLIK DI SINI Semoga bermanfaat.

Wednesday, February 6, 2013

Teknik Lempar Cakram (Discus Throw)

Lempar cakram (discus throw) adalah salah satu bagian dari cabang atletik nomor lempar. Lempar cakram bertujuan melemparkan benda berbentuk bulat pipih (cakram) sejauh-jauhnya menggunakan teknik lempar cakram yang benar.
Teknik lempar cakram terdiri dari tiga bagian yaitu: Awalan, Gerakan lempar, dan sikap dan gerakan akhir lempar cakram. Untuk mengetahui teknik lempar cakram mari kita pelajari dan pahami pada penjelasan berikut:

1. Awalan
    Sebelum melakukan teknik awalan lempar cakram kita harus tahu terlebih dahulu cara memegang cakram. teknik memegang cakram yang benar adalah cakram diletakan pada telapak tangan kiri menghadap ke atas, kemudian tangan kanan menutup dari atas. jari-jari tangan kanan membuka dengan mengkaitkan jari-jari pada cakram menggunakan ruas jari yang pertama.

2. Gerakan melempar cakram
    Setelah cakram kita pegang menggunakan telapak tangan dan kaitan ruas-ruas jari, selanjutnya melakukan tahapan berikutnya sebagai berikut:
- Tangan kanan yang memegang cakram diluruskan (posisi telapak tangan menghadap bawah), kedua kaki dibuka selebar bahu. Badan menghadap menyamping dari sektor lemparan atau lapangan cakram.
- Gerakan selanjutnya adalah mengayunkan tangan yang memegang cakram dengan cara memilin atau memutar tubuh kearah kanan.
- Pada gerakan ini tangan yang memgang cakram tetap lurus sedangkan tangan kiri menjaga keseimbangan tubuh. gerakan mengayun cakram dilakukan beberapa kali sampai ayunan terasa benar dan siap melakukan lemparan.
- Ayunan terakhir dilanjutkan dengan melepaskan cakram ke udara dengan cara berat badan pada kaki belakang (kanan), lepas cakram dari putaran jari kelingking (putaran searah jarum jam), dengan sudut lemparan 45 derajat.

3. Gerakan atau sikap akhir
   Gerakan akhir atau sikap akhir setelah lepasnya cakram yaitu dengan mengikuti putaran badan.  dan menjaga keseimbangan agar tubuh kita tidak jatuh atau terhuyung.
Teknik lempar cakram di atas adalah teknik lempar cakram menggunakan awalan menyamping.

Demikian sekilas tentang teknik lempar cakram yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat, kritik saran dan komentar saya tunggu untuk perbaikan posting dimasa datang.


Gambar urutan gerak lempar cakram