Thursday, August 30, 2012

Unsur-unsur Latihan Olahraga

Salam hangat buat sobat blogger beberapa waktu yang lalu saya telah share tentang Metodologi Kepelatihan Olahraga, kali inipun bahasan masih seputar Metodologi Kepelatihan. Sepertii yang telah kita bahas sebelumnya bahwa banyak faktor yang dapat menunjang tercapainya prestasi optimal seorang atlit yaitu; 
  1. Aspek Latihan
  2. Program Latihan
  3. Prinsip Latihan
  4. Unsur-unsur Latihan
Ketiga faktor tersebut telah kita bahas, nah sekarang saatnya untuk mengupas faktor yang ke-empat yaitu unsur-unsur yang harus dipenuhi dalam merencanakan dan melaksanakan program latihan olahraga prestasi. Baik untuk menyingkat waktu langsung ke TKP hehehe...

Unsur-unsur latihan olahraga dibagi menjadi beberapa bagian:
  1. Intensitas: yang dimaksud intensitas latihan adalah tingkat kegiatan didalam melakukan suatu latihan, misalnya; pace atau kecepatan lari atau sering juga disebut kualitas latihan. Intensitas latihan dapat ditentukan dengan menggunakan Teori Karvoner. 
  2. Duration: adalah lamanya waktu yang diperlukan untuk melaksanakan satu pembebanan latihan tanpa harus istirahat. seorang atlit dapat  meningkat kemampuannya apabila kian menambah waktu latihannya namun demikian perlu dijaga agar jangan sampai melebihi batas (over trainning) karena hal ini juga bisa membahayakan atlit tersebut.
  3. Volume: dalam latihan olahraga prestasi hal yang tidak kalah untuk diperhatikan yaitu volume latihan, yang dimaksud adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pembebanan latihan didalam satu session latihan. Jadi semakin cepat seorang atlit menyelesaikan beban latihan dalam satu session maka mengindikasikan bahwa kemampuannya semakin baik.
  4. Istirahat/Rest: adalah waktu yang diperlukan untuk pemulihan/recovery antara periode pembebanan.latihan. Masing-masing atlit membutuhkan itirahat/rest yang berbeda-beda, ada atlit yang harus istirahat lebih lama dalam melakukan recovery dan ada yang sebaliknya hal ini dipengaruhi oleh kemampuan kardiovasculer dari atlit yang bersangkutan, semakin baik kardiovaskulernya akan semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk recovery.
  5. Repetisi: adalah jumlah pengulangan yang dilakukan dalam suatu bentuk latihan. Biasanya repetisi dilakukan antara delapan sampai sepuluh kali dari satu bentuk latihan. Hal ini bertujuan agar bentuk latihan/gerakan lebih gampang dikuasai sehingga otomatisai gerakan atau reflek gerak cepat tercapai.
Apabila semua unsur-unsur latihan olahraga dikelola dengan baik ditambah dengan kedisiplinan yang tinggi, prestasi akan gampang di raih. Semoga...
Demikian pembahasan Metodologi Kepelatihan mudah-mudahan bermanfaat bagi sobat bloger, "Tiada Gading Yang Tak Retak" dan saya menyadari tulisan ini jauh dari sempurna karena saya manusia biasa, Komentar, kritik, maupun saran dari sobat blogger maupun para ahli selalu dinantikan. Terima kasih.

Tuesday, August 28, 2012

Persyaratan Inpasing Penilaian Angka Kredit Jabatan Fungsional

Sesuai dengan PERMENPAN DAN REFORMASI BIROKRASI No.16 Tahun 2009 Tentang Jabatan Fungsional Guru Dan Angka Kreditnya yang akan diberlakukan mulai tanggal 1 Januari 2013, maka Dinas Pendidikan Provinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kota di seluruh Indonesia mulai mempersiapkan diri dengan melakukan penyesuaian jabatan guru yang berada di wilayah kerjanya. Para guru PNS sesegera mungkin mengajukan Inpasing Penilaian Angka Kredit.

Adapun persyaratan yang harus dilampirkan bagi guru PNS yang akan mengikuti Impasing Penilaian Angka Kredit  adalah dengan melengkapi berkas pengajuan sebagai berikut:


I.   Berkas Usulan Penyesuaian Angka Kredit Golongan IV.a
  1. Lampiran I, lampiran II, dan lampiran V
  2. DP3 2 Tahun terakhir, dilegalisir Kepala Sekolah
  3. Konversi NIP, dilegalisir Kepala Sekolah
  4. Fotocopy SK Terakhir dan Penilaian Angka Kredit (PAK) Terakhir, dilegalisir Kepala Sekolah
  5. SK KBM sejak diterima PAK/SK (5 Terakhir Sampai sekarang), dilegalisir Kepala Sekolah
  6. STTPL yang diusulkan, dilegalisir Kepala Sekolah
  7. Berkas Analisis KBM. 
II. Berkas usulan Penyesuaian Angka Kredit Golongan II dan Golongan III
  1. Lampiran I, lampiran II, dan lampiran V
  2. DP3 2 Tahun Terakhir, dilgalisir Kepala Sekolah
  3. Konversi NIP dilegalisir Kepala Sekolah
  4. Fotocopy SK Terakhir dan Penilaian Angka Kredit Terakhir (PAK) Terakhir dilegalisir Kepala Sekolah
  5. SK KBM sejak diterima PAK/SK terakhir dilegalisir Kepala Sekolah
  6. STTPL yang diusulkan dilegalisir Kepala Sekolah
  7. Berkas Analisis KBM
  8. Khusus Kenaikan Pangkat Bulan Oktober 2012 (SK Oktober) dan Penegrian tidak perlu mengajukan penyesuaian
Seluruh berkas dimasukan ke dalam Snechelter plastik dengan ketentuan; Golongan IV menggunakan Snechelter warna kuning, Golongan III mengunakan Snechelter warna biru, dan Golongan II mengunakan Snechelter warna merah.

Sumber: Informasi Dinas Dikpora Kabupaten Tegal

Sunday, August 26, 2012

PRINSIP-PRINSIP LATIHAN

Prestasi olahraga tidak akan meningkat jika dalam berlatih tidak berlandaskan prinsip-prinsip latihan. Banyak orang yang melakukan latihan tetapi sebenarnya mereka tidak melakukan latihan dengan benar. Sebelum kita bahas latihan lebih lanjut ada baiknya kita ketahui pengertian latihan.
     Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari kerja fisik yang dilakukan berulang-ulang dengan menerapkan prinsip-rinsip latihan. Adapun yang dimaksud sistematis bahwa latihan tersebut dilaksanakan secara berencana, teratur, berpola, dan berkesinambungan. Sedangkan berulang-ulang diartikan bahwa gerakan yang dipelajari dilakukan beberapa kali sehingga gerakan itu menjadi otomatis dan refleksif dalam koordinasi gerak yang lebih mulus dan efisien.
     Prinsip-prinsip latihan yang akan dikemukakan disini adalah prinsip-prinsip dasar dari latihan yang perlu diketahui dan diterapkan dalam setiap cabang olahraga. Dengan pengetahuan tentang prinsip-prinsip latihan tersebut diharapkan prestasi seorang atlet akan lebih cepat meningkat. Prinsip-prinsip latihan  yang dimaksud adalah sebagai berikut:
  1. Frekwensi Latihan:  Latihan dilaksanakan sesering mungkin dan terencana dalam waktu yang panjang. Frekwensi latihan berbeda untuk setiap cabang olahraga, hal ini tergantung dari tingkat kesulitan gerak dan pencapaian prestasi. sebagai contoh untuk latihan dasar renang bagi pemula akan memerlukan frekwensi latihan yang lebih banyak dibandingan dengan frekwensi latihan cabang angkat besi.
  2. Overload: Latihan harus diberikan dengan beban cukup berat mendekati batas kemampuan atau ambang rangsang agar dapat memberikan perubahan secara biologis didalam tubuh atlet serta mentalnya. Beban latihan selalu bertambah secara terencana dan teratur sehingga kemampuan otot-otot juga akan semakin meningkat.
  3. Specifikasi Latihan: Latihan akan berpengaruh secara specifik terhadap tubuh kita terutama berpengaruh terhadap kelompok otot tertentu, ruang gerak persendian, dan sistem energi. Jadi sebelum latihan kita tentukan terlebih dahulu apa yang akan dilatih apakah teknik atau kemampuan fisik dan yang terpenting adalah agar latihan yang diterapkan sesuai dengan cabang olahraga yang akan ditingkatkan prestasinya.
  4. Individualisasi: Sekalipun sejumlah atlet memiliki prestasi yang hampir sama tetapi prinsip individualis harus menjadi perhatian utama untuk itu konsep latihan harus disusun sesuai dengan kemampuan serta kekhasan setiap individu. Latihan merupakan masalah pribadi artinya setiap atlet akan memberikan reaksi yang berbeda terhadap beban latihan yang sama.
  5. Kualitas Latihan: Latihan harus bermutu oleh sebab itu latihan intensif harus disertai koreksi yang tepat serta konstruktif agar tujuan dari latihan tercapai.
  6. Variasi Latihan: Latihan yang berulang-ulang seringkali menimbulkan rasa jenuh untuk itu pelatih dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam menyusun program latihan. Banyak ragam latihan akan mengurangi kejenuhan itu misalnya latihan yang dikemas dalam suatu permainan baik individu maupun kelompok dapat mengurangi kejenuhan.
  7. Model Latihan: Latihan sebaiknya berisikan unsur-unsur yang menyerupai situasi dan kondisi pertandingan yang sesungguhnya. Karena itu perlu diciptakan suatu model latihan yang hampir sama situasi dan kondisi yang kelak akan dialami dalam pertandingan sesungguhnya misalnya latihan dalam bentuk permainan sederhana dengan peraturan yang dimodifikasi.
  8. Metode Latihan: Dalam melatih ketrampilan olahraga seorang pelatih perlu mengetahui berbagai metode latihan dengan tujuan agar latihan tersebut lebih bervariasi dan produktif. Metode latihan yang dapat diterapkan antara lain; Whole and Part Method, Mental Practice, dan Mass and Distributed Ptractice.
  9. Goal Setting/Target: Setiap pelatih dalam melaksanakan program latihan pasti mempunyai tujuan atau target. Target atau sasaran dapat dilakukan secara bertahap agar keberhasilan mencapai tujuan akhir dapat terkontrol, tahap pertahap diatur sedemikian rupa dari mulai tahap jangka pendek sampai tahap jangka panjang.
  10. Monitoring: Hasil latihan harus selalu dimonitoring dan dievaluasi secara periodik dan secara kontinyu. Hal ini sangat perlu guna mengetahui apakah program latihan berjalan sebagaimana mestinya, dan pada akhirnya Program latihan yang disusun dan dilaksanakan akan mendapatkan hasil optimal sesuai yang diharapkan.
     Demikian sekilas tentang Prinsip-prinsip latihan yang dapat diterapkan untuk semua cabang olahraga, semoga tulisan ini bermanfaat, kritik, saran, dan komentar dari sobat blogger selalu saya nantikan untuk perbaikan dimasa datang. Salam Olahraga!

Tuesday, August 21, 2012

Metodologi Kepelatihan


Tujuan utama seorang pelatih olahraga prestasi adalah berusaha meningkatkan prestasi atletnya semaksimal mungkin. Untuk itu pelatih harus selalu meningkatkan pengetahuan di dalam metodologi melatih dengan cara mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan serta teknologi secara intensif. Berkembang pesatnya teknologi khususnya internet semakin memudahkan pelatih dalam mengakses informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu kepelatihan.
Pada dasarnya untuk menjadi  pelatih olahraga prestasi seseorang lebih dulu mempelajari Ilmu kepelatihan atau coaching. Ilmu kepelatihan bisa didapatkan dengan mengikuti pendidikan kepelatihan di Universitas maupun lewat jalur pendidikan lainnya seperti kursus dan diklat pelatih olahraga.
Pada kesempatan ini penulis ingin share dengan sobat blogger  guru olahraga dan siapa saja yang ingin mendalami tentang metodologi kepelatihan. Materi ini merupakan salah satu mata kuliah di fakultas pendidikan olahraga kesehatan jurusan Kepelatihan namun demikian saya rasa masih relevan dengan perkembangan jaman sekarang.
Prestasi atlet tidak didapatkan dari langit tetapi dihasilkan dari  latihan yang sistematis, terprogram dan berkesinambungan. Seorang pelatih memegang peranan penting dalam peningkatan prestasi atletnya. Hal-hal yang perlu diketahui bagi pelatih olahraga sebelum melatih atletnya adalah sebagai berikut:
Aspek Latihan
Dalam usaha peningkatan prestasi atlet, ada beberapa aspek yang perlu mendapatkan perhatian serta dilatih secara sistematis yaitu:
1.      Aspek fisik
2.      Aspek teknik
3.      Aspek taktik
4.      Aspek mental
Keempat aspek tersebut harus dilatih secara sistematis dan terencana berdasarkan prinsip-prinsip latihan yang benar. Untuk mengetahui apa saja yang harus dilatih dari keempat aspek tersebut mari kita bahas satu persatu.
Aspek Fisik:
            Merupakan komponen yang sangat mendasar dalam menentukan kemampuan seorang atlet untuk dapat menyelesaikan suatu program latihan maupun menampilkan prestasi prima pada saat pertandingan. Aspek Fisik terdiri dari berbagai komponen antara lain: daya tahan, kekuatan, kelentukan, kecepatan, power, dan agilitas sesuai dengan cabang olahraganya. Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kekuatan otot isotonis dan otot isokinetis yang pada akhirnya akan meningkatkan performa atlit dalam menempuh program latihan maupun dalam pertandingan.
Aspek Teknik:
            Latihan teknik bertujuan untuk memperkembangkan penguasaan ketrampilan gerak di dalam suatu cabang olahraga pilihannya. Beberapa metode melatih telah diciptakan guna tercapainya penguasaan teknik secara effektif dan efisien seperti: whole and part method, demonstration and immitation. Alat yang digunakan dalam melatih teknik video camera dan LCD monitor sehingga kesalahan gerak atlet dapat di analisa untuk perbaikan dan penyempurnaan teknik gerak.
Aspek Taktik:
            Latihan taktik ditujukan untuk menunbuhkan daya tafsir pada atlet dengan melakukan suatu gerakan yang terpadu dari gerakan-gerakan teknik dasar, sehingga merupakan suatu pola gerak tersendiri. Taktik atau strategi sangat diperlukan untuk mencapai kemenangan dalam suatu pertandingan. Pelatih yang yang profesional akan cepat menerapkan taktik dan strategi yang tepat pada saat sebelum pertandingan, maupun saat berlangsungnya suatu pertandingan.
Aspek Mental:
            Latihan mental sama pentingnya dengan ketiga aspek di atas, penekanan pada aspek ini ialah kestabilan emosi dan peningkatan motivasi atlet. Bagaimanapun baiknya Fisik, Teknik, dan Taktik seorang atlet tidak akan berkembang jika mentalnya tidak mendukung alias mental pecundang. Para ahli dalam bidang sport psikologi telah banyak membuat beberapa model untuk aspek ini antara lain mental pract, assessing anxiety, relaation technique, dan readi-ness.
Demikian sekilas tentang metodologi kepelatihan yang dapat saya share pada sobat blogger sekalian mudah-mudahan dapat bermanfaat. Saya menyadari banyak kekurangan dari tulisan ini. Kritik, saran dan komentar selalu saya harapkan agar dapat meningkatkan kualitas blog ini

Nilai-nilai Positif dan Karakter Guru Olahraga Sesuai Dengan Tupoksi


Seorang Guru Olahraga atau guru Penjasorkes di sekolah mempunyai tugas yang sangat berat yaitu mendidik siswa agar menjadi anak yang berbudi luhur, sekaligus melatih gerak dasar olahraga untuk itu seorang guru olahraga harus mempunyai nilai-nilai positif dalam  kepribadian dan berkarakter yang baik. 

Nilai-nilai positif dan karakter guru olahraga yang sesuai dengan tupoksi dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Disiplin
        Guru olahraga harus memiliki kedisiplinan tinggi yang diterapkan pada diri sendiri dan kepada siswanya, karena dalam belajar ilmu gerak latihan yang teratur dan terprogram merupakan salah satu persyaratan agar pembelajaran dapat berhasil sesuai yang diharapkan.

2. Semangat
        Proses belajar mengajar yang diawali dengan rasa senang dan dalam suasana yang menyenangkan akan menimbulkan motivasi dan semangat sehingga guru maupun siswa mampu melakukan tahapan latihan tanpa merasa terbebani dengan demikian gerakan-gerakan yang sulit dan rumit akan terasa lebih mudah dipelajari.

3. Keberanian
       Guru olahraga harus mampu memotivasi siswa untuk melakukan gerakan dan teknik olahraga yang lebih kompleks dan membutuhkan keberanian untuk melakukannya. contohnya teknik dan gerakan senam lantai, maupun teknik gerak cabang renang.

4. Profesional
      Guru olahraga memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidangya, dan dapat menempatkan diri pada situasi maupun kondisi yang dihadapi serta dapat menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.

5. Tanggung Jawab
     Dalam pelaksanaan tugas seorang guru olahraga bertanggung jawab kepada siswa agar siswa memperoleh pengetahuan dan meningkatkan prestasi secara optimal. Guru olahraga juga bertanggung jawab kepada Pemerintah, orang tua siswa dan lingkungan dalam peningkatan mutu pendidikan.

6. Kejujuran
          Guru olahraga harus memiliki kejujuran yang tinggi dan menanamkan sikap fair play kepada siswa atau atlitnya. Salah satu hal yang dapat dilakukan yaitu dengan mengakui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita baik dalam latihan maupun dalam pelaksanaan pertandingan, karena hal ini dapat memacu belajar agar mendapatkan hasil yang lebih baik.

7. Kebersamaan
      Prestasi belajar maupun olahraga dapat tercapai apabila semua komponen yang terkait saling mendukung, saling kerjasma satu dengan lainnya. contohnya dalam permainan sepak bola unsur terpenting atau utama adalah kekompakan tim dalam permainan bukan kemampuan individu semata.

8. Komitmen
          Adanya suatu kesepakan yang kuat antara guru olahraga, siswa, maupun pihak sekolah merupakan modal yang baik untuk meningkatkan proses dan hasil belajar. Semua komponen yang terkait saling bahu membahu bekerja keras dan bersinergi untk tercapainya tujuan yang diharapkan.

9. Keteladanan
          Guru olahraga harus memberi contoh yang baik dalam segala hal yang menyangkut sikap, perilaku, dan kepribadian kepada siswa, dan masyarakat lainnya. Profesi guru sangat dihormati dilingkungan masyarakat untuk itu Seorang guru wajib menjaga sikap dan kepribadian yang sesuai dengan tatanan sosial yang berlaku dimasyarakat sekitar.

10. Kreatifitas
       Kreatifitas dan inovasi selalu dikembangkan oleh guru olahraga dalam menerapkan metode pembelajaran yang lebih baik dan effektif dari metode sebelumnya. Penggunaan media dan alat peraga yang sesuai dan modern akan meningkatkan minat belajar yang pada akhirnya tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik.

Demikian sepuluh nilai-nilai positif dan karakter yang harus dimiliki guru olahraga dalam menjalankan profesi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) sebagai pendidik sekaligus pelatih. mudah-mudahan bermanfaat. Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam tulisan ini, Kritik dan saran sangat diharapkan untuk perbaikan kwalitas tulisan maupun blog pembelajaran ini. Terima kasih



Thursday, August 9, 2012

Teknik Star Jongkok Dan Lari Jarak Pendek


 

Lari jarak pendek atau Sprint adalah salah satu jenis lari yang dilombakan. Lari jenis ini dilakukan dengan kecepatan tinggi dan menempuh jarak pendek yaitu: lari jarak 100 meter,lari 200 meter,lari 400 meter, dan lari estafet atau lari sambung. Pelari jarak pendek (sprinter) menggunakan segala kemampuannya agar dapat secepatnya sampai garis finish. Untuk menjadi seorang sprinter atau pelari jarak pendek yang handal diperlukan penguasaan teknik start dan teknik lari yang benar, latihan start dan latihan teknik lari lakukan secara sistematis dan terprogram. Adapun teknik start dan teknik lari jarak pendek adalah sebagai berikut:  

Teknik Start 
Start adalah sikap dan gerakan awal untuk memulai lari, start dalam nomor lari terbagi menjadi 3 macam, yaitu:
a. Start berdiri (standing start) start berdiri digunakan untuk lari jarak menengah dan lari jarak jauh. 
b. Start melayang (flying start) start melayang digunakan oleh pelari II, III, dan IV dalam lari estafet 4 x 100meter 
c. Start Jongkok (cruched start) start jongkok digunakan dalam lari jarak pendek.  

Start Jongkok 
 Start Jongkok dibagi menjadi 3 macam start yaitu: 
1. Start pendek (bunch start) 
2. Start menengah (medium start) 
3. Start panjang (long start)  

Cara melakukan start jongkok 
a. Lutut kaki belakang diletakan pada ujung kaki depan dengan jarak satu kepal tangan. 
b. Kedua lengan lurus sejajar dengan bahu, telapak tangan (jari-jari) letakan dibelakang garis start dengan telapak tangan membentuk "V" terbalik. 
c. Pandangan lurus ke lintasan d. Berat badan berada dikedua tangan. Pada aba-aba "Siap" memindahkan berat badan ke depan, Aba-aba "ya" atau bunyi pistol secara reflek dan cepat melesat bertolak ke depan.

 Untuk lebih jelasnya lihat gambar dan ikuti langkah-langkah melakukan start jonkok di bawah ini. 
 
- Aba-aba "bersedia" badan di bungkukan kedua telapak tangan bertumpu dibelakang garis start 
- Aba-aba "siap" lutut di angkat, kedua kaki sedikit bergerak ke atas, pandangan ke depan pendek 
- Aba-aba "ya" atau bunyi pistol, secara refleks dan cepat bertolak ke depan

a. Sikap melangkah kaki diangkat lalu ditekuk secara bergantian, kaki digerakan ke depan dengan tumpuan ujung kaki. 
b. Sikap Badan Sikap badan bergerak ke depan, agak condong dan kaki mendorong pinggul ke depan 
c. Pandangan ke arah depan sekitar 10 meter.  

Teknik Lari 
Teknik lari dilakukan dengan cara 
 - langkah atau gerakan kaki selebar dan secepat mungkin 
- pendaratan kaki pada ujung kaki 
- ayunan lengan rileks dan berirama dengan telapak tangan membuka 
- sikap badan condong ke depan.  

Teknik Finish 
Finish adalah penyelesaian lari dengan melewati garis finish atau pita finish. 
 
Ada 3 macam cara unutk masuk finish, yaitu: 
1. Lari terus tanpa mengurangi kecepatan 
2. pada saat menyentuh pita, dada dicondongkan ke depan dan ayunan tangan ke belakang 
3. pada saat menyentuh pita, dada agak diputar dengan ayunan tangan ke depan 

Demikian materi teknik start dan lari jarak pendek yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat dalam belajar atletik khususnya nomor lari, kritik, saran, dan komentar saya nantikan untuk perbaikan tulisan ini. terima kasih